ilustrasi |
Direktur Utama PT. PAL Indonesia Budiman Saleh menjabarkan, KRI Kerambit 627 memiliki spesifikasi panjang 60 meter, lebar 8,10 meter, dan berat 4,67 ton. Kapal tersebut memiliki kecepatan maksimal 28 knots, dengan kecepatan jelajah 20 knots, serta mampu berlayar dengan endurance selama 4-5 hari.
"Pembangunan kapal KCR 60 meter Kerambit ini terdiri atas dua tahap kontrak. Yaitu tahap pertama adalah kontrak platform yang telah kami selesaikan 100 persen pengerjaannya pada 13 Juli 2018. Tahap kedua adalah kontrak pengembangan plafon yang sesaat lagi akan kami serah terimakan dengan penyelesaian tepat waktu," kata Budiman. Selanjutnya, kata Budiman, pada kapal KCR Kerambit akan dilaksanakan kegiatan pemasangan Sensor Weapon Control (SEWACO).
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, kapal KCR Kerambit merupakan bagian dari konsep pembangunan kekuatan pertahanan dalam strategi pertahanan negara, menuju kemandirian industri pertahanan. Saat ini, kata Ryamizard, total kapal KCR 60 meter yang telah memperkuat jajaran TNI Angkatan Laut sebanyak 4 unit.
"Kemudian masih ada dua KCR lainnya yang mulai dikerjakan oleh PT PAL Indonesia. Diharapkan pada 2002 PT PAL Indonesia dapat menyelesaikan seluruh pesanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia untuk kapal KCR 60 meter," ujar Ryamizard.
Ryamizard mengungkapkan, KCR Kerambit nantinya akan dilengkapi persenjataan terbaru SEWACO yang kontraknya sudah ditandatangani antara PT PAL dengan Kemenhan. Sehingga KCR Kerambit nantinya memiliki fungsi asasi sebagai kapal kombatan, yang diharapkan mampu mendukung pertahanan di perairan Indonesia.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji mengatakan, setelah diserahkan dari Kemenhan ke TNI AL, KCR Kerambit nantinya akan dioperasikan di Komando Armada I. KCR Kerambit nantinya akan memperkuat pertahanan di perairan Indonesia, tepatnya di wilayah barat.
"KRI Kerambit nanti akan memulai untuk operasional armada I di wilayah barat. KCR ini dibanding yang sebelumnya lebih canggih dari sisi combat manajemen system, dan juga persenjataannya," ujar Siwi.
More
0 komentar :